Burung hantu Merupakan anggota ordo
Strigiformes. Termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging)
dan merupakan hewan malam (nokturnal). Terdapat sekitar 222 spesies yang
telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia
Di
dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan,
Di
Jawa misalnya, disebut darès atau manuk darès Di Sulawesi Utara, dikenal dengan nama Manguni.
Burung hantu dikenal
karena matanya besar dan menghadap ke depan, Bersama paruh yang
bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di
kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung
hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Bisa berputar
180 derajat ke belakang.
Kebiasaan
Kebanyakan
jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu ketika hari
remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula
beberapa yang berburu di siang hari.
Mata yang
menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak dengan tepat; paruh
yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat; dan
kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu
dalam gelapnya malam. Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan
posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indera pendengaran
dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara.
Sarang
terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa
palem. Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan.
Bergantung pada jenisnya, bertelur antara satu hingga empat butir, kebanyakan
berwarna putih atau putih berbercak. Tapi sayangnya habitat burung hantu
semakin sempit dan perburuan liar yang semakin mempercepat kepunahanya, padahal
keberadaanya sangat membantu para petani untuk mengendalikan hama tikus
Ada 14
jenis burung hantu yang hidup di Indonesia :
Tito Alba |
Burung hantu Tito, atau Serak Jawa atau Barn Owl.
Jenis burung hantu ini bertubuh besar dengan tubuh bagian atas berwarna kuning
tua kecokelatan dengan bercak halus, sedangkan bagian bawah berwarna putih
dengan bintik hitam. Tingginya mungkin sekitar 34 cm. Ciri-ciri burung hantu
Tito adalah memiliki wajah yang berwarna putih yang berbentuk seperti
hati.
Habitat burung
hantu tito alba ini adalah daerah berpohon di tepi hutan, perkebuann,
hingga taman kota dengan ketinggian mencapai 1.600 m di atas permukaan laut.
Burung hantu jenis ini dapat ditemukan di seluruh benua, kecuali Antartika.
Wowo Wiwi |
Dikenal juga dengan
nama Serak Bukit atau Oriental Bay Owl, dan memiliki nama latin Phodilus
badius. Burung hantu jenis ini memiliki wajah khas yang bisa dibilang mirip
ular sendok. Tingginya sekitar 27 cm. Daerah penyebarannya adalah wilayah Asia
Tenggara.
Dikenal juga dengan nama Reddish scops-owl
serta memiliki nama latin Otus rufescens. Ukuran tubuh mereka sangat
kecil, tingginya hanya sekitar 15-18 cm. Habitat celepuk merah
adalah daerah dataran rendah dengan banyak pepohonan, perbukitan, serta
hutan
primer dan sekunder. Secara umum, habitat mereka berada pada dataran rendah,
tetapi ada juga yang hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 1.350 m di atas
permukaan laut. Daerah penyebaran celepuk merah antara lain
Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Semenanjung Thailand, dan Semenanjung
Malaysia.
Celepuk Gunung |
Dikenal juga dengan nama Javan Scops Own
dan memiliki nama latin Otus angelinae. Burung hantu berukuran kecil ini
(tingginya sekitar 20 cm) merupakan spesies burung hantu langka yang hanya
dapat ditemukan di Indonesia. Selain itu, burung hantu ini juga tidak memiliki
sub-spesies.
Celepuk |
5. Celepuk
Dikenal juga dengan nama Indian Scops Owl dan
memiliki nama latin Otus bakkamoena. Habitat clepuk adalah
di dalam hutan dan area yang banyak pohonnya. Meskipun ukuran tubuh mereka
hanya sekitar 23 - 25 cm, tetapi mereka adalah salah satu yang terbesar dari
spesies scops owl. Mereka adalah pemakan serangga dan merupakan binatang
nokturnal. Karena kemampuan kamuflasenya yang cukup mumpuni, akan sangat sulit
menemukan mereka di siang hari. Daerah penyebaran Indian Scops Owl
adalah bagian selatan Asia meliputi Bagian Timur dari Timur Tengah, anak benua
India, hingga ke beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Celepuk Raja |
Burung hantu yang hanya berukuran sekitar 23 cm ini
emiliki nama latin Otus brookei. Bisa dibilang burung hantu kecil ini
merupakan yang paling tidak populer dibandingkan dengan jenis burung hantu
lainnya di Indonesia. Karena memang hanya pernah ditemukan beberapa spesimen
saja yang berasal dari daerah pegunungan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa
Timur.
Hingkik |
Memiliki nama lain Beluk Jampuk atau Barred
Eagle Owl serta memiliki nama latin Bubo sumatranus. Sering juga
disebut dengan nama Malay Eagle Owl. Habitat hingkik
adalah di hutan tropis dan subtropis di dataran rendah. Daerah penyebaran
Hingkik antara lain di Pulau Keeling, Brunei, Indonesia, Malaysia,
Myanmar, Singapura, dan Thailand.
Bloketepu |
Dikenal juga dengan nama Bubo Ketupu atau Ketupa
Ketupu atau Beluk ketupa atau Buffy Fish Owl. Dikenal juga
sebagai Malay Fish Owl. Habitat Bloketupu adalah daerah
hutan pegunungan tropis dan subtropis. Daerah penyebaran bloketupu
ini antara lain di Brunei, Kamboja, India, Laos, Myanmar, Malaysia, Singapura,
Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
9. Beluk watu Jawa
Beluk watu jawa |
Dikenal juga dengan nama Javan Owlet Glaucidium,
serta memiliki nama latin Glaucidium castanopterum. Burung Hantu jenis
ini adalah burung endemik Pulau Jawa dan Bali. Habitat beluk watu jawa adalah
di kantung-kantung hutan di dataran rendah dan perbukitan. Namun mereka juga
sering terlihat di pekarangan desa, hutan primer, dan hutan sekunder.
10. Punggok Cokelat
Punggok Coklat |
Spesies burung hantu yang memiliki nama latin Ninox
scutulata ini dikenal juga dengan nama Brown Hawk-Owl. Burung ini
berukuran medium, dengan tinggi sekitar 32 cm. Habitat Punggok Cokelat
antara lain di hutan dan daerah yang banyak pepohonan. Daerah penyebaran
punggok cokelat meliputi Asia Selatan mulai dari India dan Sri Lanka
hingga bagian timur Indonesia dan China Selatan.
Seloputo |
11. Seloputo
Burung yang dikenal juga dengan nama Spotted Wood
Owl ini memiliki nama latin Strix seloputo. Termasuk kedalam spesies
burung hantu yang berbadan besar. Tingginya sekitar 47 cm. Ada 3 sub-spesies
dari Strix seloputo yaitu Strix seloputo seloputo (Myanmar dan
Thailand Tengah hingga Singapura, serta Jambi (Sumatra) dan Jawa. Strix
seloputo baweana (Endemik Pulau Bawean), dan Strix seloputo wiepkini
(Pulau Calamian dan Palawan (Filipina)).
Kokok Beluk |
12. Kokok Beluk
Burung hantu yang dikenal juga dengan nama Brown
Wood Owl ini memiliki nama latin Strix leptogrammica. Mereka
termasuk jenis burung hantu berbadan besar. Tubuhnya setinggi 45-47 cm. Burung
hantu jenis ini hidup di wilayah Asia Selatan seperti Sri Lanka dan India
hingga ke Timur sampai ke Indonesia dan China Selatan.
13. Beluk Telinga Pendek
Beluk Telinga Pendek |
Burung hantu yang dikenal juga dengan nama Short-eared
Owl ini memiliki nama latin Asio flammeus. Jenis burung hantu ini
memiliki setidaknyya 10 sub-spesies dan tersebar di seluruh benua kecuali
Australia dan Antartika.
14. Celepuk Reban
Add caption |
Burung hantu kecil
yang memiliki nama latin Otus lempiji ini memiliki banyak sekali nama
panggilan. Nama umumnya adalah Celepuk, di Sunda disebut dengan beuek,
sedangkan di Jawa Tengah disebut manuk kuwek, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan nama Sunda Scops-Owl atau Collared Scops-Owl.
Dulunya spesies ini dimasukkan dalam sub-spesies Otus bakkamoena, tetapi
sekarang sudah tidak lagi. Daerah penyebaran burung celepuk reban ini adalah di
Filipina, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Bali.
"Sulthan Bird Farm" Peternak Perkutut Bangkok
Ds. Langgeng - Turi - Lamongan
081393875298