Minggu, 16 Maret 2014

KATURANGGAN PERKUTUT



Perkutut Lokal Katuranggan & Ciri Mathi

Katurangga berasal dari kata KATUR (menyampaikan) dan ANGGA (badan). Jadi KATURANGGA adalah pengetahuan yang menyampaikan pengertian bentuk bentuk badan burung perkutut.
Bagi penggemar burung perkutut tempo dulu, katuranggan sangat memegang peranan utama (selain bunyi suaranya) dalam memilih burung perkutut bakalan untuk dijadikan burung kesayanganya.
Berbicara mengenai PERKUTUT KATURANGGAN biasanya dikaitkan dengan Perkutut Lokal yang diyakini mempunyai Yoni / kekuatan gaib.
Menurut kepercayaan orang dahulu  (sejak beratus ratus tahun yang silam) terutama pada tradisi masyarakat Jawa, Perkutut Katuranggan sering disebut burung alam gaib, dimana mereka masih percaya bahwa dengan memelihara burung tersebut bisa mendapatkan rezeki yang jauh lebih baik, kebahagiaan, ketentraman dll.
Menikmati anggungan / suara burung perkutut yang sangat indah ini, sudah dimulai sejak zaman majapahit dan burung ini pada waktu itu hanya boleh dipelihara oleh kalangan ningrat saja. Yang kemudian dikembangkan pada saat keraton Ngayogjakarta Hadiningrat (sekarang keraton Jogjakarta) dibawah pimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono VII (sekitar tahun 1877-1921).
Perkutut juga diyakini sebagai bilangan ke lima dari kelengkapan seorang Pria Sejati dalam tradisi masyarakat jawa pada umumnya dan khususnya dalam tradisi yang berlatar kebudayaan keraton, yaitu :
1). Wisma (Rumah)
2). Garwo (Istri)
3). Curigo (Keris)
4). Turonggo (Kuda) dan
5). Kukila (Burung Perkutut).
Perkutut merupakan salah satu alat pencipta kepuasan atau alat kenikmatan tersendiri bagi pemiliknya. Suaranya mampu memberikan suasana tenang, teduh, santai dan kebahagiaan seolah olah kita dapat berhubungan langsung dengan alam semesta secara langsung.
Perkutut Katuranggan dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya berdasarkan KATURANGGAN dan atau CIRI MATHI.
Untuk mengetahui baik ataupun tidaknya seekor burung perkutut, dapat dilihat berdasarkan KATURANGGAN dan atau CIRI MATHI berupa CIRI FISIK (seperti bentuk tubuh, warna bulu, paruh, kaki dan juga sifat atau perilaku pada saat manggung yang dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :
  1. Perkutut Songgo Ratu: perkutut ini dipercaya  sebagai titisan seorang putra Raja Bali di zaman Majapahit yang dikejar-kejar musuhnya dan melarikan diri sampai ke Desa Tutul di Blambangan, Banyuwangi dan mati terbunuh, kemudian berubah menjadi Perkutut yang diberi nama Perkutut Songgo Ratu.. Ciri-cirinya di kepala ada jambul semacam mahkota berwarna putih. Sifatnya juga seperti ningrat yang tidak suka berkeliaran. Hidupnya hanya di tempat yang sepi seperti didalam goa atau di pekuburan. Perkutut ini kuat sekali menahan lapar dan haus sampai beberapa hari, tidurnya selalu ditempat yang paling tinggi dibanding perkutut lainnya. Mempunyai wibawa yang sangat besar, shingga perkutut yang berada didekatnya tidak akan berani bersuara/bunyi. Ciri-ciri fisiknya yang lain adalah, kaki dan paruhnya berwarna hitam. Bulunya agak kehitam-hitaman. Perkutut yang mempunyai yoni yang besar, biasanya jarang berbunyi dan suaranya relatif juga kecil, demikian pula perkutut yang satu ini. Perkutut ini bisa untuk menolak santet/ilmu hitam, melancarkan rezeki dan mempunyai kewibawaan yang tinggi bagi pemiliknya.
  2. Perkutut Lurah: dilihat dari corak warna perkutut, sepintas dapat dilihat persamaan tersamar dengan ular, dimana keduanya mempunyai lurik yang hampir sama. Perkutut mempunyai bulu dada yang warnanya lebih terang, bahkan keputih-putihan, begitu juga dengan ular. Perkutut Lurah ini tinggal dihutan makannya juga disuapi atau dibawakan makanan oleh perkutut yang lain yang menjadi anak buahnya. Biasanya perkutut ini dipelihara oleh atasan atau pemimpin yang mempunyai kedudukan, karena perkutut ini mempunyai yoni kewibawaan yang luar biasa dan mendatangkan rezeki yang berlimpah.
  3. Perkutut Putih: perkutut ini merupakan primadona yang banyak dikejar-kejar orang, sebab selain sangat langka, perkutut putih ini diyakini bisa mendatangkan kekayaan bagi pemiliknya. Warna bulunya putih, matanya merah, paruh kelabu kemerahan, kaki merah bergaris-garis hitam dan kuku berwarna putih. Perkutut ini biasanya dahulu hanya dimiliki oleh para Raja atau pemimpin. Perkutut ini juga diyakini dari hasil perkawinan In breed yaitu antar saudara sekandung yang berlangsung beberapa generasi sekitar 5 sampai 10 tahun lamanya. Jadi perkutut putih belum tentu anak-anaknya adalah putih, tetapi perkutut biasa yang membawa darah putih pada suatu ketika akan mempunyai keturunan berbulu putih.
  4. Perkutut Hitam atau Kol Buntet: seluruh bulunya hitam legam yang dianggap sebagai rajanya perkutut, dan kalau dipelihara akan memberikan keberuntungan.
Disamping itu masih ada lagi jenis PERKUTUT KATURANGGAN antara lain: Pendowo Mijil (ekornya 15 lembar), Tepung Tumpeng / Tembus / Daringan Kebak, Perkutut Udan Mas (Coklat Muda / krem), Mercu Jiwo (matanya merah dan kuning), Rondo Semoyo dan masih banyak lagi yang lainya.
Jadi kalau kita mempunyai seekor burung PERKUTUT KATURANGGAN tepung tumpeng, matanya merah / kuning dan ekornya 15 lembar, maka sudah pasti itu perkutut bagus, langka dan harganyapun pasti mahal.



 (Perkutut yang baik dimiliki/pelihara):
  1. Gendawa Sabda: suara manggungnya keras dan merdu, dapat digunakan untuk memikat perkutut yang lain. Pemiliknya banyak rezeki, keluarganya tenang dan tentram.
  2. Gedong Mengo: perkutut yang manggungnya menyongsong terbitnya matahari, pemiliknya banyak rezeki dan selamat.
  3. Mineb Gedong / Gedong Mineb: perkutut yang manggungnya menyertai terbenamnya matahari, si pemilik akan berkecukupan dan menguntungkan dalam berdagang.
  4. Widaksana Gasti-Gasti: waktu manggungnya lama, halus dan merdu, pemiliknya mudah mencapai cita-cita dan banyak rezeki.
  5. Sri Mangumpel: ibu jari kakinya putih / ada dua kuku jari yang putih, baik sekali dipelihara / dimilik para petani, keluarganya selalu sehat dan cita-citanya banyak terkabulkan.
  6. Wisnu Murti: warna kaki, mata dan paruhnya hitam, mempunyai pengaruh kewibawaan dan biasanya dipelihara oleh Raja atau Pemimpin.
  7. Wisnu Wicitra: bulunya berwarna kehitam-hitaman, untuk keselamatan dan mendatangkan banyak rezeki.
  8. Purnomo Sidhi: warna bulunya kemerah-merahan seperti permata, untuk kewibawaan dan dihormati.
  9. Rupo Cahyo: warna bulunya mengkilat bercahaya, membawa kedamaian dan kegembiraan.
  10. Candra Sabda: warna bulu dibagian pundak berwarna putih, baik untuk pemikat dan membawa suasana gembira.
  11. Misti Kanya: di bagian badan atau seluruh badan berwarna putih, baik untuk para Raja / Pemimpin karena membawa keselamatan.
  12. Sangga Bhuana: di punggungnya ada sehelai bulu berwarna putih, akan mendatangkan rezeki ( Asal jangan ada bulu ekor yang tidak sejalan dengan yang lain, misalnya tidak lurus/abnormal ).
  13. Kusuma Wicitra: warna paruh dan sisik kaki keputih-putihan, mendatangkan rezeki dan cita-citanya mudah tercapai.
  14. Mercuci: matanya berwarna kuning dan sipit / wayang bambangan, pemiliknya diakrabi orang dan banyak rezeki.
  15. Mercu Jiwa: matanya berwarna kuning, bulu sekitar pantat juga kuning, yang mempunyai pengaruh sangat besar, baik dipelihara Raja / Pemimpin.
  16. Pendawa Mijil: bulu ekornya berjumlah 15 lembar, mendatangkan kewibawaan bagi pemiliknya.
  17. Udan Mas: bulunya berwarna coklat muda / krem  dan, bulu yang melingkar berwarna ke kuning-kuningan, mendatangkan keselamatan dan kegembiraan serta rezeki.
  18. Muncis: bentuk badanya kecil memanjang, baik untuk dipelihara oleh Raja atau Pemimpin.
  19. Satria Kinayungan: ditengah kepalanya berbulu warna putih, berpengaruh menaikkan derajat atau pangkat juga kewibawaan. 
Ciri Mathi yang buruk dan tidak baik untuk dimiliki/dipelihara:
  1. Durga Nguwuh: manggung pada tengah malam, bila dipelihara akan banyak mendatangkan halangan misalnya ; sering sakit, rumah tangganya kacau atau sering kekurangan.
  2. Durga Ngerik: manggungnya terus terusan (siang malam), akan menjauhkan rezeki dan keluarga sering cekcok.
  3. Wisnu Tinundang: bulunya kehitam-hitaman tidak merata, bagi pemiliknya akan sulit mencapai cita-citanya.
  4. Brahma Suku: bulunya berwarna kemerah-merahan, sering mengundang penyakit.
  5. Brahma Kukup: bulunya berwarna keputih-putihan dari kepala sampai ekornya, bisa mendatangkan sial bagi pemiliknya.
  6. Brahma Labuh Geni: bulunya berwarna kemerah-merahan tidak merata, akan mendatangkan halangan dan jauh dari rezeki.
  7. Buntel Mayit: masing-masing sayapnya ada bulunya putih, akan mendatangkan mala petaka.
  8. Lembu Rawan: bulunya " brumbung " tidak tumbuh dengan baik, bisa mendatangkan penyakit / pemiliknya selalu dalam kesulitan dan jauh dari  rezeki.
  9. Kelabang Kapipit: pada sayap bagian dalam bila direntangkan terdapat bulu berwarna putih, bisa mendatangkan sengketa rumah tangga.
Untuk mendapatkan perkutut lokal katuranggan memang sulit tapi kammi masih mengoleksi, tepatnya Ds. Gedong Boyo Untung Turi – Lamongan”Sulthan Bird Farm”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar